BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat
adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji
kakao (Theobroma cacao). Cokelat
pertama kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman. Cokelat
umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk,
corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima
kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai pernyataan cinta.
Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain
sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi
bahan minuman hangat dan dingin.
Permen cokelat adalah konvensi permen yang
populer, ketika mengacu pada cokelat semua orang mengatakan adalah coklat
paling enak untuk koneksi langsung dibuat. Cokelat paling populer di Amerika
karena sangat melampaui semua jenis permen yang dijual. Banyak orang
menggambarkan pengalaman besar untuk coklat. Sering disebut sebagai
“chocoholics,” atribut mereka sifat adiktif jelas dalam zat yang ditemukan di
permen dan makanan penutup dikonsumsi sehari-hari. Cokelat datang dalam bentuk
begitu banyak, bentuk paling sering dimanfaatkan oleh pembuat. Cara untuk sukses
adalah sederhana: membuat permen cokelat terbaik dengan mencicipi terlebih
dahulu sebelum di jual dan menjualnya untuk keuntungan kompetitif. Menciptakan
kualitas produk yang optimum dan dengan demikian mencapai kepuasan pelanggan,
ini akan menjadi warisan yang banyak perusahaan didirikan.
Sama
seperti pembuat permen besar telah menemukan keberhasilan dalam ini, membuat
permen cokelat pada skala kecil sangat populer. Membuat dan menjual permen
coklat merupakan peluang besar untuk mencari nafkah.
Visi
:
Perusahaan
CandyCandies mempunyai visi untuk menganekaragaman hasil olahan makanan
khususnya permen yang mempunyai nilai tambah bagi konsumen
Misi
:
1.
Memproduksi
varian permen baru dengan memanfaatkan cokelat sebagai bahan tambahan dalam
pengolahannya
2. Membuat produk permen yang
berkualitas sehingga diminati konsumen
3. Menjadi perusahaan terbaik khususnya
dalam lingkup perusahaan
pengolahan permen
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan kami mengacu pada perusahaan confentionary khususnya
pengolahan permen yang berbasis pada pembuatan permen lunak. Untuk saat ini
pengolahan hanya terbatas pada pengolahan permen cokelat. Namun untuk rencana
selanjutnya akan dikembangkan berbagai varian permen baru dengan rasa serta
bahan yang berbeda.
Bentuk kepemilikan usaha
tergantung pada banyak faktor seperti ukuran dari bisnis, keuangan, luas
pertanggung jawaban, dll. Bentuk kepemilikan usaha pembuatan permen cokelat ini
adalah usaha milik sendiri, dengan sumber permodalan keuangan berasal dari
modal pribadi.
Struktur
Organisasi
Struktur organisasi dibuat sebagai
acuan dalam pembagian tanggung jawab pengelolaan bisnis sehingga sistem
managemen bisnis dapat berjalan dengan baik dan terkonsep. Organisasi akan
membantu dalam terciptanya keadaan yang saling keterkaitan diantara pelaku
bisnis. Struktur organisasi dalam home industri ini meliputi : Pemilik usaha, sekretaris, bendahara,
Tenaga
Kerja
Tenaga kerja dibutuhkan dalam
pengelolaan usaha berkaitan dengan running bisnis. Tenaga kerja meliputi tenaga
kerja yang bertanggung jawab terhadap usaha dan tenaga kerja yang secara
langsung menangani produk. Berikut uraian mengenai perencanaan tenaga kerja yang
dibutuhkan :
Ø Pemilik usaha
Pemilik usaha adalah saya sendiri (Ajeng
Muriska N)
Ø Sekretaris & Bendahara
Besar usaha saat ini masih tergolong usaha mikro
sehingga bagian sekretaris dan bendahara dirangkap oleh satu orang dengan
tujuan untuk mempermudah akses serta pengelolaan usaha. Bagian ini bertugas
mengelola managemen usaha.
Ø Bagian Produksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
proses produksi adalah tenaga kerja produktif di lingkungan sekitar sehingga
diharapkan dengan adanya usaha ini dapat membantu penyerapan tenaga kerja yang
sebelumnya tidak memiliki aktivitas. Bagian produksi ini membutuhkan tenaga
sebanyak 2 orang.
Ø Tenaga Marketing
Marketing merupakan salah satu bagian
dari usaha yang memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan usaha tersebut.
Sebab, bidang ini memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan.
semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai, maka usaha akan makin
berkembang. Adanya tenaga marketing sangat membantu pengenalan serta pemasaran
produk. Tenaga marketing diambil dari lingkungan sekitar tempat tinggal yang
memiliki kemampuan marketing. Tenaga marketing untuk memasok ke pelanggan
sebanyak satu orang.
C. Fasilitas perusahaan
Perusahaan Chocolate Candy menyediakaan beberapa fasilitas
yang bisa digunakan oleh pekerja, yaitu :
- Gedung utama, yang berisi ruang produksi harian
- Mushola
- Toilet di sebelaah ruang produksi
- Alat cuci tangan sebelum masuk ruang produksi
- Kantin
- Kelebihan Produk
D. Analisa
SWOT
a. Strength (kekuatan)
Perusahaan
kami memiliki keunggulan dari perusahaan-perusahaan permen lain, yaitu:
- Tanpa pemanis buatan (menggunakan
gula murni)
- Harga terjangkau
- Rasa seimbang
- Kenampakan menarik
b. Weakness (Kelemahan)
b. Weakness (Kelemahan)
Adapun
kelemahan dari produk kami berhubungan dengan daya tahan dan umur simpan
produk, dikarenakan bahan yang digunakan alami semua tanpa menggunakan
bahan pengawet
c. Opportunity (peluang)
Peluangnya
menjanjikan, terutama target pasar yang diincar adalah anak-anak.
d. Threats (Ancaman)
Banyaknya
competitor yang memproduksi produk sejsnis menjadi ancaman terbesar, selain itu
sifat daya tahan produk sendiri yang menjadi perhatian serius untuk ditangani.
E. Prospek
Pasar
Pembuatan
permen cokelat ini memang bukan usaha yang terbilang baru, banyak pesaing yang
lebih dulu sudah memulai usaha ini. Namun dengan memproduksi permen yang lebih
berkualitas, mutunya konsisten serta menawarkan pelayanan mutu yang baik maka
prospek nya tetap ada. Sasaran utama yang dibidik khususnya anak-anak usia
dibawah 15 tahun yang sangat menggemari aneka permen. Apalagi produk ini
didesain dengan modifikasi bentuk yang dibuat semenarik mungkin sehingga akan
lebih menarik bagi konsumen.
F. Target Pasar
Pada
tahapan awal pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, lingkungan
sekitar dan masih dalam lingkup dalam kota. Namun untuk prospek ke depannya
dengan adanya meningkatan mutu dan manajemen yang baik bukan tidak mungkin
untuk didistribusikan ke luar kota. Untuk tahapan awal metode pemasaran yang
dilakukan adalah direct selling (penjualan langsung) untuk promosi produk serta
brand nya, kemudian selanjutnya dilakukan promosi lewat selebaran serta social
media (internet) agar jangkauannya lebih luas. Selain penjualan langsung dan
promosi permen cokelat ini dititipkan di bakery serta toko makanan kecil agar
konsumen lebih mengenal produk serta lebih mudah untuk mengakses tanpa harus
dating ke tempat pembuatan.
G. Proyeksi
Pengembangan Usaha
Usaha
pembuatan permen cokelat ini termasuk dalam ligkup usaha kecil atau home
industry. Namun demikian dalam proses pengolahan maupun sistem managemen usaha
sudah menganut prinsip pengolahan dan pengendalian mutu yang baik, serta
meitikberatkan pada kepuasan pelanggan. Untuk prospek kedepannya akan
dikembangkan berbagai varian rasa baru dari permen lunak. Alternative yang lain
adalah memproduksi aneka permen buah. Alasannya karena konsumen mungkin akan
bosan jika tidak disediakan varian yang berbeda. Namun rencana tersebut masih
dalam tahap pengembangan. Untuk aspek menagemen sendiri usaha ini akan dikembangkan
kedalam industry menengah, ada beberapa aspek yang akan diperbaiki yaitu akan
dikembangkan sumber daya manusia (human resource) untuk dilakukan pembinaan
serta pelantihan guna mendukung kelancaran proses produksi. Proses recruitmen
pegawai yang mempertimbangkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap. Perluasan
area pendistribusian dengan jangkauan ke luar kota atau daerah. Peningkatan
sumber modal untuk mendanai proses produksi yang direncanakan.
H. ANALISIS OPERASIONAL
Lokasi Produksi
Jalan Terusan Sumbing IV no.13
Legoksari Pandean, Temanggung yaitu di rumah pemilik usaha.
Kapasitas
Produksi
Kapasitas
produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi
atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi tersebut
ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain :
kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal
(Yamit,2003).
Kapasitas
produksi per hari pembuatan permen yang dihasilkan berbeda-beda berdasarkan
jumlah produksi rata-rata per prosesnya. Kapasitas produksi rata-rata yang
dihasilkan secara garis besar adalah 5 kg/hari dengan bahan dasar 3 kg gula.
Dalam seminggu dilakukan 6 hari kerja dengan waktu operasional efektif 5 jam.
Proses Produksi
1.
Gula Rafinasi 3Kg
2. Susu Kental Manis ½ Kg
2. Susu Kental Manis ½ Kg
3. Mentega
½ Kg
4. Coklat
bubuk
½ Kg
5. Air Masak/Matang ½ Liter
5. Air Masak/Matang ½ Liter
A. Tepung Coklat/ Coklat bubuk dan Air Masak dimasukkan kedalam
baskom/benda yang anda sediakan lalu aduk hingga rata (campuran a)
B. Panaskan mentega sampai mencair lalu masukkan susu kental manisnya
sambil di aduk-aduk. Kemudian masukkan gula
pasir tepungnya dan aduklah hingga rata (campuran b).
C. Selanjutnya campuran a dimasukkan campuran b, lalu diaduk hingga rata,
kemudian dipanaskan lagi hingga jadi bubur permen.
D. Siapkan cetakan permen yang sudah di olesi mentega, lalu bubur permen
diatas dituangkan kedalam cetakan.
E. Tunggu selama 1 hari maka bubur permen tadi sudah jadi permen, tinggal
I. ANALISIS KEUANGAN
Bahan baku yang digunakan
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga
|
1
|
Gula
pasir
|
3 kg
|
Rp. 36.000,-
|
2
|
Susu
Kental Manis
|
500 gr
|
Rp. 12.000,-
|
3
|
Mentega
|
500 gr
|
Rp. 10.000,-
|
4
|
Coklat bubuk
|
500 gr
|
Rp. 10.000,-
|
5
|
Air masak
|
500 ml
|
Rp. 0,-
|
6
|
BBM
|
Rp. 3.000,-
|
|
Total
|
Rp. 71.000,-
|
Tenaga Kerja
Peralatan
Biaya penghapusan alat perhari
Mixer
=
Rp. 12,-
Mesin Autoclave/Boiler
=
Rp. 17,5
Mesin pemotong permen
=
Rp. 20,-
Mesin Kemasan
=
Rp. 145,-
Total
= Rp. 64,5
Kebutuhan modal untuk produksi total Rp. 71.000,-
@bungkus permen Rp. 250,-
Dihasilkan 500 permen
Rp. 250,- X 500 = Rp. 125.000,-
Keuntungan yang didapatkan
Rp. 125.000,- - Rp. Rp.71.000,-
Rp. 54.000,-
R/C Ratio
Diperoleh dengan membagi hasil penjualan dengan modal yang
dibutuhkan
Rp. 125.000,- / Rp. 71.000,-
=1,76
(artinya usaha ini layak untuk diaplikasikan)
BAB III
PENUTUP