Pewarna yang Aman Dikonsumsi
Zat warna/pewarna makanan secara umum
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: zat warna alami, zat warna yang
identik dengan zat warna alami, dan zat warna sintetis.
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna ini umumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya. Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-beda, dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktor lainnya.
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna ini umumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya. Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-beda, dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktor lainnya.
Bila dibandingkan dengan
pewarna-pewarna sintetis penggunaan pewarna alami mempunyai
keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
- Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan
- Konsentrasi pigmen rendah
- Stabilitas pigmen rendah
- Keseragaman warna kurang baik
- Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis
Jenis zat warna alami yang sering
digunakan untuk pewarna makanan antara lain Karotenoid,Antosianin Kurkum,
Biksin, Karamel, Titanium oksida, Cochineal, karmin dan asam karminat.
Zat warna ini masih satu golongan
dengan kelompok zat warna alami, hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara
sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi atau isolasi. Jadi pewarna identik
alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara sintetis yang struktur kimianya
identik dengan pewarna-pewarna alami. Yang termasuk golongan ini adalah
karotenoid murni antara lain canthaxanthin (merah), apo-karoten (merah-oranye),
betakaroten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas
konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh digunakan
dalam jumlah tidak terbatas.
Berdasarkan rumus kimianya, zat warna
sintetis dalam makanan menurut �Joint
FAO/WHO Expert Committee on Food Additives� (JECFA) dapat digolongkan dalam beberapa kelas,
yaitu : azo, triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azo merupakan
zat warna sintetis yang paling banyak jenisnya dan mencakup warna kuning,
oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah itu kelas triarilmetana yang mencakup
warna biru dan hijau.
Pewarna
lainnya yaitu Pewarna alami yang bahan-bahannya banyak diambil dari
tumbuh-tumbuhan, dapat digunakan untuk memberikan penampilan yang menarik pada
makanan atau minuman. Bahan pewarna alami yang banyak
digunakan dan berikut cara membuatnya:
- Daun
suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau menawan,
misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang. Daun suji biasa
dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Karena keindahan bentuk
daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih
sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain
memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan
minuman Anda.
Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es. - Secang
(Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan
bagian batangnya.
Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional. - Keluak , bentuk buah keluak ini menyerupai segitiga yang tumpul ujung-ujungnya. Berkulit keras, berwarna abu-abu, dan daging buahnya lunak berwarna cokelat tua kehitaman. Nah, yang dipakai sebagai bumbu dan pewarna adalah bagian dalam yang lunak ini, rasanya sedikit asam, tetapi yang muda rasanya sangat pahit. Triknya, saat membeli pilih yang ringan, goyang-goyangkan keluak, jika terdengar isi yang berguncang berarti keluak berumur cukup tua. Memarkan kulit keluak yang keras, ambil isinya yang lunak dan haluskan bersama bumbu lain. Agar lebih awet simpan keluak bersama dengan kulitnya.
- Merang, Air merang atau air abu merang adalah pewarna hitam alami. Diperoleh dengan cara membakar merang kering hingga menjadi abu, lalu merendamnya dalam air. Air abu merang ini biasanya digunakan untuk mewarnai makanan/kue, seperti jongkong Surabaya, bubur suro khas Madura, dll. Pilih merang yang telah kering benar berwarna kuning agak kecokelatan, kemudian bakar hingga menjadi abu. Untuk 100 gr abu merang, larutkan dengan 250 ml air. Diamkan hingga abu merang mengendap dan airnya hitam jernih. Air abu merang inilah yang digunakan.
- Bunga Telang, merupakan tanaman perdu yang tumbuh merambat dan berasal dari kuntum bunga. Cuci bunga talang, remas-remas 5-10 kuntum bunga talang dengan 4-5 sendok makan air lalu saring. Air yang berwarna biru keunguan inilah yang dipakai untuk pewarna makanan atau kue. Cara lain, dengan merebus 20 kuntum bunga telang dalam air secukupnya hingga layu, angkat, biarkan dingin dan saring.
- Buah Bit, Buah berwarna merah tua ini mengandung vitamin A (karotenoid), vitamin B1, B2, vitamin C, dan asam folat. Manfaatnya antara lain membantu mengobati penyakit hati dan empedu, penghancur sel kanker dan tumor, mencegah anemia, menurunkan kolesterol, dan membantu produksi sel darah merah.Bit banyak digunakan sebagai bahan pewarna alami makanan. Olah dengan cara mengupas bit, potong-potong kasar, beri sedikit air lalu proses halus dalam blender . Hasil saringannya adalah air yang berwarna merah inilah yang dipakai untuk memberi warna merah pada masakan atau kue.
- Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.
- Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan. Warna kuning dari kunyit diperoleh dengan cara diparut sampai halus, diperas atau dicampurkan langsung ke makanan.
- Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng.
Jenis zat
warna alami yang sering digunakan untuk pewarna makanan antara lainKarotenoid,Antosianin
Kurkum, Biksin, Karamel, Titanium oksida, Cochineal, karmin dan asam karminat.
Zat warna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna alami,
hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara
ekstraksi atau isolasi. Jadi pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang
dibuat secara sintetis yang struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna
alami. Yang termasuk golongan ini adalah karotenoid murni antara lain
canthaxanthin (merah), apo-karoten (merah-oranye), betakaroten (oranye-kuning).
Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas konsentrasi maksimum penggunaan,
terkecuali beta-karoten yang boleh digunakan dalam jumlah tidak terbatas.
Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan
menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) dapat
digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu : azo, triarilmetana, quinolin, xanten
dan indigoid. Kelas azo merupakan zat warna sintetis yang paling banyak
jenisnya dan mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah
itu kelas triarilmetana yang mencakup warna biru dan hijau.
Zat warna sintetis dipakai sangat luas dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkan kisaran warna yang luas. Pemakaian zat warna oleh industri pangan jumlahnya boleh dikatakan tidak begitu banyak, yaitu biasanya tidak lebih dari 100 mg per kg produk. Pemakaian zat warna sintetis dalam industri pangan.
Zat warna sintetis dipakai sangat luas dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkan kisaran warna yang luas. Pemakaian zat warna oleh industri pangan jumlahnya boleh dikatakan tidak begitu banyak, yaitu biasanya tidak lebih dari 100 mg per kg produk. Pemakaian zat warna sintetis dalam industri pangan.
STANDARD BAHAN PEWARNA MAKANAN
Disaat kita mengkonsumsi kue misalnya rainbow cake, pastilah
didalam kue tersebut terdapat berbagai macam warna yang digunakan. Pemakaian
warna dan pemanis makanan yang digunakan juga harus sesuai dengan takaran yang
dianjurkan. Kita tidak bisa memberikan pewarna sesuai dengan keinginan kita,
apalagi kalau jenis bahan pewarna yang digunakan adalah jenis pewarna tekstil.
Karena kue adalah jenis makanan yang dikonsumsi manusia, jenis pewarna yang
digunakan haruslah pewarna makanan.
Penggunaan pewarna dan pemanis buatan telah diatur oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/MENKES/PER/V/1985 tentang
penggunaan zat pewarna, tentang pemanis buatan dan No.722/MENKES/PER/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan serta SNI 01-2895-1992 tentang penggunaan zat
aditif.
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Kesehatan/Bahan.Pewarna/materi3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar